Tanpa kategori

Elegi Januari (2)

kutitipkan rindu itu pada hujan di bulan januari, di tengah hiruk pikuk ramainya kota
rasa yang tidak bisa diungkapkan lagi, selain dengan langkah kaki yang semakin lelah
rasa ini tak bertepi, tidak akan ada yang bisa mengerti
bahkan kau, kekasihku

aku merasakan rindu yang sangat aneh, yang tidak pernah aku dapatkan penjelasannya
bahkan dalam buku-buku yang aku baca setiap hari
tentu pasti tidak akan juga ditemukan dalam jagad maya

langkah kaki ini semakin lelah, tapi rasa dalam diri semakin bergejolak
ingin rasanya berhenti, aku lelah marasakan semua ini
tapi aku seperti mendengar suara gaib berbisik pelan
“aku yang menugaskanmu, karena aku tahu kamu mampu”

Lalu harus bagaimana aku saat ini
di tengah lelah dan bisikan gaib itu, aku kebingungan sendiri
mencari petunjuk untuk memecahkan teka-teki ini
sekali lagi, bahkan aku tak menemukan dalam buku-buku yang aku baca

memang benar hidup ini misteri, tapi emang boleh semisteri ini?
hanya pada malam aku berharap menemukan jawabannya
hanya pada hujan aku berharap merasakan hangatnya
dan hanya pada kesepian aku berharap kebahagiaan

lalu setelah ini apa? entahlah!
kau tidak akan tahu aku akan kemana, kekasihku
tapi aku tahu pembisik gaib itu tidak benar-benar tidak ada
dia bersemayam dalam diri ini, dan sedang menungguku menemukannya.

Imam Maula Fikri

Tinggalkan komentar